Minggu, 26 April 2020

6 gejala sensor CKP rusak yang akan muncul di mesin

Mantan KA UPTD
Sensor ckp atau kita kenal dengan sebutan crankshaft position sensor merupakan sensor pada mesin dengan sistem EFI (Electronic Fuel Injection) yang berfungsi untuk mengetahui posisi sudut crankshaft berikut kecepatan putar yang terjadi di crankshaft.

Data dari sensor ckp ini digunakan untuk beragam kerperluan yang menyangkut dengan sistem kontrol kerja mesin, seperti misalnya untuk menentukan berapa lama waktu injeksi bahan bakar dilakukan, kapan waktu yang tepat injeksi harus diberikan, serta untuk menentukan kapan waktu pengapian masing-masing silinder harus diberikan (untuk mobil bermesin besin).

Sensor ckp atau kita kenal dengan sebutan crankshaft position sensor  merupakan sensor pad 6 gejala sensor CKP rusak yang akan muncul di mesin

Ya sensor ckp ini tergolong sensor yang cukup vital bagi keberlangsungan hidup mesin. Jika sensor ckp ini rusak, umumnya mesin akan bermasalah seperti mogok, nyendat, hingga susah dihidupkan.

Nah, pada artikel kali ini ombro akan berbagi info tentang 6 gejala sensor ckp rusak yang akan muncul dimesin. Simak info nya dibawah berkut ini.


1. Mesin menjadi susah dihidupkan


Gejala sensor ckp rusak yang pertama umumnya membuat mesin menjadi susah dihidupkan. Crankshaft position sensor memiliki peran penting untuk mengetahui posisi sudut serta kecepatan putaran dari crankshaft (poros engkol).

Dan bersama dengan beberapa sensor serta parameter lainnya, crankshaft postition sensor (CKP) ini memegang peranan penting selama proses starting mesin dilakukan. Ketika sensor ckp ini rusak maka proses untuk menghidupkan mesin menjadi sulit akibat data yang dikirimkan oleh sensor ckp tidak dapat di proses oleh ECU.


2. Mesin sering mati secara tiba-tiba


Gejala sensor ckp rusak yang ke dua adalah mesin sering mati secara tiba-tiba. Sensor ckp ini umumnya bekerja dengan cara memanfatkan sistem elektromagnetik. Oleh karenanyanya,sensor ckp banyak dibentuk dari lilitan/kumparan.

Seiring waktu pemakaian, lilitan-lilitan ini akan mengalami kenaikan resistansi (hambatan) yang dipengaruhi oleh sushu / temperatur di sekitarnya.

Ketika resistansi (hambatan) di dalam sensor ckp ini meningkat maka tegangan dan arus litrik didalmnya juga akan terhambat, mengecil, bahkan tidak dapat mengalir. Efeknya bisa membuat mesin menjadi sering mati secara tiba-tiba.


3. Lampu cek engine / MIL menyala


Gejala sensor ckp rusak yang ke tiga adalah lampu check engine (Malfunction Indicator Lamp /MIL) menyala. Ya, sensor ckp merupakan senor yang poisinya cukup penting bagi ECU guna menentukan waktu pengapian dan injeksi bahan bakar.

Ketika sensor ckp ini mengalami kerusakan ataupun terjadi malafungsi yang terdeteksi beberapa kali oleh ECU maka ECU akan menghidupkan lampu indikator check engine dipanel dashboard pengemudi.

Baca juga :


4. Akselerasi mesin tidak rata diseluruh putaran mesin


Gejala sensor ckp rusak yang ke empat adalah akselerasi mesin menjadi tidak rata di seluruh putaran mesin. Rpm mesin bisa secara tiba-tiba tertahan atau drop ketika dilakukan penekanan pedal gas secara penuh guna berakselerasi.

Ketika sensor ckp rusak maka secara otomatis ECU tidak bisa membaca berapa kecepatan putar dari poros engkol berikut posisinya dimasing-masing silinder mesin. Akibatnya akan berpengaruh pada saat akselerasi dilakukan.


5. Mesin bergetar saat idling bahkan terjadi misfiring


Gejala sensor ckp rusak yang selanjutnya adalah mesin bergetar saat idling bahkan kerap terjadi misfiring sesaat setelah mesin di matikan. Hal ini dapat terjadi ketika data sensor ckp yang dibutuhkan oleh ECU kadang muncul kadang menghilang.

Akibatnya, ECU tidak dapat menentukan kapan waktu pengapian serta injeksi yang tepat ke ruang bakar dilakukan. kondisi inilah yang kerap menimbulkan efek mesin bergetar saat idling hingga misfiring.


6. Mesin jadi boros bahan bakar


Gejala sensor ckp rusak yang terakhir ombro ketahui adalah mesin menjadi boros bahan bakar. Akibat sensor ckp tidak dapat menentukan posisi dan kecepatan putaran crankshaft hal ini membuat ECU tidak dapat menentukan berapa lama waktu injeksi bahanbaar dilakukan.

Bahkan untuk beberapa kondisi, injektor akan tetap menginjeksikan bahan bakar disaat waktu penginjeksian sudah seharusnya selesai. Kondisi inilah yang aan mengakibatkan mesin menjadi boros bahan bakar.

Artikel ini diarsipkan pada kategori : Masalah-Mobil